KRONOLOGI JATUHNYA REZIM ORDE BARU
Kali ini Makalah Sejarah semoga bermanfaat
A. LATAR BELAKANG
· Orde baru merupakan sebuah
istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde
Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru
setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai
upayauntuk: mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama,
penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan
Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan
bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan bangsa.
· Setelah Orde Baru memegang
talpuk kekuasaan dan mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk
terus-menerus mempertahankan status quo. Hal ini menimbulkan
ekses-ekses negative, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut.
Akhirnya berbagai macam penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai
Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan
oleh pemerintah Orde Baru. Penyelewengan dan penyimpangan yang dilakukannya itu
direkayasa untuk melindungi kepentingan penguasa, sehingga hal tersebut selalu
dianggap sah dan benar, walaupun merugikan rakyat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Masa
Pemerintahan Orde Baru?
2. Apakah yang melatar
belakangi lahirnya Masa Pemerintahan Orde Baru?
3. Bagaimana kehidupan politik
pada Masa Pemerintahan Orde Baru?
4. Bagaimana kehidupan ekonomi
pada Masa Pemerintahan Orde Baru?
5. Bagaimana kronologis
runtuhnya Sistem Pemerintahan Orde Baru?
6. Apa saja kelebihan dan
kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru?
7. Apa pengertian dan agenda
Masa Pemerintahan Reformasi?
8. Apakah yang melatar
belakangi lahirnya Masa Pemerintahan Reformasi?
9. Faktor –faktor apa saja
yang mendorong munculnya Reformasi?
10. Kebijakan apa saja yang
dikeluarkan B.J Habibie untuk dapat mewujudkan tujuan dari Reformasi?
11. Bagaiman sistematika
pelaksanaan UUD 1945 Pada masa Orde Reformasi sampai sekarang?
12. Bagaimana sistem
pemerintahan pada masa orde reformasi?
C. TUJUAN
Dengan dibuatnya makalah
ini kami berharap dapat mencapai tujuan yang kami inginkan yaitu, dapat
mempelajari dan memahami perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
dan Reformasi dan sekaligus mengerjakan tugas yang diberikan guru sejarah (Bpk.
Drs. M.Azhar, S.Pd)yang kami hormati.
Semoga makalah yang saya
buat dapat memberikan manfaat kepada siswa-siswi SMAN 1 Gondang Tulungagung,
khususnya saya sendiri agar menjadi siswi yang lebih dapat menghargai
nilai-nilai dari sejarah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa
Pemerintahan Orde Baru
Orde Baru adalah suatu
tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan
negara yang diletakkan
kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen.
Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu orde
yang mempunyai sikap dan
tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyat
dan nasional dengan dilandasi
oleh semangat dan jiwa Pancasila serta UUD
1945.
B. Latar Belakang Lahirnya
Masa Pemerintahan Orde Baru
1. Terjadinya peristiwa
Gerakan 30 September 1965.
2. Keadaan politik dan
keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung
lama.
3. Keadaan perekonomian
semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah
melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya
keresahan masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas
dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan
oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi
Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5. Kesatuan aksi
(KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan
Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan
66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6. Kesatuan Aksi “Front
Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri
Tuntutan Rakyat) yang berisi :
- Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
- Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
-
Pembersihan Kabinet Dwikora
-
Penurunan Harga-harga barang.
7. Upaya reshuffle kabinet
Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak
juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan
presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9. Sidang Paripurna kabinet
dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga
berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang
dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit
dikendalikan.
C. Kehidupan Politik Pada Masa
Orde Baru
A.Penataan politik dalam
negeri
1. Pembentukan Kabinet Pembangunan
1. Pembentukan Kabinet Pembangunan
Kabinet
awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan
tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan
stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan
pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet
AMPERA adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan Pancakrida, yang meliputi :
*Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
*Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
*Pelaksanaan Pemilihan Umum
*Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 3o September
*Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya
Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
*Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966..
*Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
*Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
a. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)
b.Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
c. Golongan Karya (Golkar)
4. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.
5. Peran Ganda ABRI
Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.
Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.
6. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.
Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.
Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
7. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.
B. Penataan politik luar
negeri
Di samping membina
stabilitas politik dalam negeri, Pemerintah Orde Baru juga mengadakan
perubahan-perubahan dalam politik luar negeri. Berikut ini upaya-upaya
pembaharuan dalam politik luar negeri:
1. Indonesia Kembali
Menjadi Anggota PBB
Indonesia kembali menjadi
anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari komisi bidang pertahanan keamanan
dan luar negeri DPR GR terhadap pemerintah Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966
akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus kembali menjadi anggota PBB dan
badan-badan internasional lainnya dalam rangka menjawab kepentingan nasional
yang semakin mendesak. Keputusan untuk kembali ini dikarenakan Indonesia sadar
bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB
pada tahun 1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota
PBB sejak tanggal 28 Desember 1966.
Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah negara Asia bahkan dari pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan dengan ditunjuknya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974. Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan pemulihan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand, Australia, dan sejumlah negara lainnya yang sempat remggang akibat politik konfrontasi Orde Lama.
2. Membekukan hubungan
diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)
Sikap politik Indonesia
yang membekukan hubungan diplomatik dengan RRC disebabkan pada masa G 30 S/PKI,
RRC membantu PKI dalam melaksanakan kudeta tersebut. RRC dianggap terlalu
mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
3. Normalisasi hubungan
dengan beberapa negara
a. Pemulihan hubungan dengan Singapura
Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia telah memulihkan hubungan dengan Singapura dengan perantaraan Habibur Rachman (Dubes Pakistan untuk Myanmar). Pemerintah Indonesia menyampikan nota pengakuan terhadap Republik Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang disampikan pada Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Akhirnya pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik.
b.Pemulihan hubungan dengan Malaysia
Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi:
*Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
*Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.
*Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta Accord). Hal ini dilanjutkan dengan penempatan perwakilan pemerintahan di masing-masing Negara.
a. Pemulihan hubungan dengan Singapura
Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia telah memulihkan hubungan dengan Singapura dengan perantaraan Habibur Rachman (Dubes Pakistan untuk Myanmar). Pemerintah Indonesia menyampikan nota pengakuan terhadap Republik Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang disampikan pada Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Akhirnya pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik.
b.Pemulihan hubungan dengan Malaysia
Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi:
*Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
*Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.
*Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta Accord). Hal ini dilanjutkan dengan penempatan perwakilan pemerintahan di masing-masing Negara.
Peran aktif Indonesia juga
ditunjukkan dengan menjadi salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN. Menteri
Luar Negeri Indonesia Adam Malik bersama menteri luar negeri/perdana menteri
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand menandatangi kesepakatan yang
disebut Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Deklarasi tersebut
menjadi awal berdirinya organisasi ASEAN.
D. Kehidupan Ekonomi Pada Masa
Pemerintahan Orde Baru
Pada masa Demokrasi
Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan
ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta.
Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha
penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat
inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun
1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu
menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
2. Kerja Sama Luar Negeri
3. Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
1. Pelita I
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
2. Pelita II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
3. Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
*Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.
*Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
*Pemerataan pembagian pendapatan
*Pemerataan kesempatan kerja
*Pemerataan kesempatan berusaha
*Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan
*Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air
*Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
4. Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
2. Kerja Sama Luar Negeri
3. Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
1. Pelita I
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
2. Pelita II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
3. Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
*Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.
*Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
*Pemerataan pembagian pendapatan
*Pemerataan kesempatan kerja
*Pemerataan kesempatan berusaha
*Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan
*Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air
*Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
4. Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
E. Kronologis Runtuhnya
Sistem Pemerintahan Orde Baru
1. Krisis Moneter
Pada waktu krisis melanda
Thailand, keadaan Indonesia masih baik. Inflasi rendah, ekspor masih surplus
sebesar US$ 900 juta dan cadangan devisa masih besar, lebih dari US$ 20 B. Tapi
banyak perusahaan besar menggunakan hutang dalam US Dollar. Ini merupakan cara
yang menguntungkan ketika Rupiah masih kuat. Hutang dan bunga tidak jadi
masalah karena diimbangi kekuatan penghasilan Rupiah.
Tapi begitu Thailand
melepaskan kaitan Baht pada US Dollar di bulan Juli 1997, Rupiah kena serangan
bertubi-tubi, dijual untuk membeli US Dollar yang menjadi murah. Waktu
Indonesia melepaskan Rupiah dari US Dollar, serangan meningkat makin
menjatuhkan nilai Rupiah. IMF maju dengan paket bantuan US$ 20B, tapi Rupiah
jatuh terus dengan kekuatiran akan hutang perusahaan, pelepasan Rupiah
besar-besaran. Bursa Efek Jakarta juga jatuh. Dalam setengah tahun, Rupiah
jatuh dari 2,000 dampai 18,000 per US Dollar.
2. Tragedi “TRISAKTI”
Tragedi 12 mei 1998 yang
menewaskan 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti. Tragedi yang sampai saat ini
masih dikenang oleh para mahasiswa di seluruh Indonesia belum jelas
penyelesaiannya hingga sekarang. Tahun demi tahun kasus ini selalu timbul tenggelam.
Setiap 12 Mei mahasiswa pun berdemo menuntut diselesaikannya kasus penembakan
mahasiswa Trisakti. Namun semua itu seperti hanya suatu kisah yang tidak ada
masalah apapun. Seperti suatu hal yang biasa saja. Pemerintah pun tidak ada
suatu pernyataan yang tegas dan jelas terhadap kasus ini. Paling tidak
perhatian terhadap kasus ini pun tidak ada. Mereka yang telah pergi adalah :
1. Elang Mulia Lesmana
2. Heri Hertanto
3. Hafidin Royan
4. Hendriawan Sie
Mereka merupakan Pahlawan Reformasi selain mahasiswa lainnya yg ikut berjuang pada saat itu.
1. Elang Mulia Lesmana
2. Heri Hertanto
3. Hafidin Royan
4. Hendriawan Sie
Mereka merupakan Pahlawan Reformasi selain mahasiswa lainnya yg ikut berjuang pada saat itu.
3. Penjarahan
Pada tanggal 14 Mei 1998,
Jakarta seperti membara. Semua orang tumpah di jalanan. Mereka merusak dan
menjarah toko dan gedung milik swasta maupun pemerintah. Masa pada saat itu
sudah kehilangan kendali dan brutal akibat kondisi yang terjadi di tanah air
pada saat itu.
Tak hanya itu, massa juga memburu warga keturunan Cina. Tarakhir, banyak warga keturunan Cina mengungsi ke luar negeri. Sebagian lainnya bertahan dalam ketakutan dan munculah isyu-isyu gak tidak jelas bahwa pada hari itu terjadi perkosaan masal warga keturunan tiong Hoa.
Tak hanya itu, massa juga memburu warga keturunan Cina. Tarakhir, banyak warga keturunan Cina mengungsi ke luar negeri. Sebagian lainnya bertahan dalam ketakutan dan munculah isyu-isyu gak tidak jelas bahwa pada hari itu terjadi perkosaan masal warga keturunan tiong Hoa.
4. Mahasiswa Menduduki
Gedung MPR
18 MeiPukul 15.20 WIB,
Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa,
dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan
DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto
mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu didampingi
seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid,Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.
Pukul 21.30 WIB, empat
orang menko (Menteri Koordinator) diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk
melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesempatan itu untuk
menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle.
Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak
terlalu “malu”. Namun, niat itu tampaknya sudah diketahui oleh Presiden
Soeharto. Ia langsung mengatakan, “Urusan kabinet adalah urusan saya.”
Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan
beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat.
Pukul 23.00 WIB
Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap
pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan
sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara
kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan “Dewan Reformasi”.
Gelombang pertama mahasiswa
dari FKSMJ dan Forum Kota memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR.
5. Soeharto Meletakkan
Jabatannya.
21 Mei
· Pukul 01.30 WIB, Ketua Umum
Pengurus Pusat MuhammadiyahAmien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pagi dini hari menyatakan,
“Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru”.
· Pukul 9.00
WIB, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB.
Soeharto kemudian mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat
dan meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel (Kav)
Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (kemudian menjadi Kepala Polri). Mercedes hitam
yang ditumpanginya tak lagi bernomor polisi B-1, tetapi B 2044 AR.
· Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia.
· Jenderal Wiranto
mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan mantan-mantan
presiden, “ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan
presiden/mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto beserta keluarga.”
· Terjadi perdebatan tentang
proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama
mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
F. Kelebihan dan Kekurangan
Sistem Pemerintahan Orde Baru
1. Kelebihan Sistem
Pemerintahan Orde Baru
· Perkembangan GDP
per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah
mencapai lebih dari AS$1.565
· Sukses transmigrasi
· Sukses KB
· Sukses
memerangi buta huruf
· Sukses
swasembada pangan
· Pengangguran
minimum
· Sukses REPELITA
(Rencana Pembangunan Lima Tahun)
· Sukses Gerakan
Wajib Belajar
· Sukses Gerakan
Nasional Orang-Tua Asuh
· Sukses keamanan
dalam negeri
· Investor asing
mau menanamkan modal di Indonesia
· Sukses
menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
2. Kekurangan Sistem
Pemerintahan Orde Baru
· Semaraknya
korupsi, kolusi, nepotisme
· Pembangunan
Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat
dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot
ke pusat
· Munculnya rasa
ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di
Aceh dan Papua
· Kecemburuan
antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan
pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
· Bertambahnya
kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si
miskin)
· Pelanggaran HAM
kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
· Kritik
dibungkam dan oposisi diharamkan
· Kebebasan pers
sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
· Penggunaan
kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program
"Penembakan Misterius"
· Tidak ada
rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
· Menurunnya
kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal
ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara
pasti hancur.Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk
berpolitik sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
· Pelaku ekonomi
yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh swasta
G. Pengertian dan Agenda
Sistem Pemerintahan Reformasi
Reformasi merupakan suatu
perubahan tatanan perikehidupan lama dengan perikehidupan barudan secara hukum
menuju kearah perbaikan. Reformasi merupakan formulasi menuju Indonesia baru
dengan tatanan baru. Tatanan gerakan reformasi pada mulanya disuarakan dari
kalangan kampus yaitu mahasiswa, dosen maupun rektor. Situasi politik dan
ekonomi Indonesia yang demikian terpuruk mendorong kalangan kampus tidak hanya
bersuara melalui mimbar bibas di kampus, namun akhirnya mendorong mahasiswa turun
ke jalan. Gerakan reformasi yang dipelopori oleh para mahasiswa tersebut
mengusung enam agenda reformasi yaitu:
a.
Adili Soeharto dan krono-kroninya
b.
Amandemen UUD 1945
c.
Penghapusan Dwifungsi ABRI
d.
Otonomi daerah yang seluas-luasnya
e.
Supremasi hukum
f.
Pemerintahan yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
H. Latar Belakang Lahirnya
Masa Pemerintahan Reformasi
Krisis finalsial Asia yang
terjadi sejak tahun 1997 menyebabkan ekonomi Indonesia melemah. Keadaan
memburuk. Adanya sistem monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha. Pada
masa orde baru, orang-orang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan
fasilitas dan kesempatan bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan
usahanya.Terjadi krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi
kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehimgga
terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan amgka pengangguran meningkat tajam
serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan. KKN semakin
merajarela, ketidak adilan dalam bidang hukum, pemerintahan orde baru yang
otoriter (tidak demokrasi) dan tertutup, besarnya peranan militer dalam orde
baru, adanya 5 paket UU serta memunculkan demonstrasi yang digerakkan oleh
mahsiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi
total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998.
Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat mahasiswa
Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa
tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin
Royan. Keempat mahasiswa yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “
Pahlawan reformasi”. Menanggapi aksi reformasi tersebut, presiden soeharto
berjanji akan mereshuffle cabinet pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi.
Selain itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU
Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, dan UU
Antikorupsi. Dalam perkembangannya, komite reformasi belum bisa terbentuk
karenan empat belas menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet
Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan presiden Soeharto mundur dari
jabatannya. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto mengundurkan
diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada
wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai dimulainya orde reformasi.
I. Faktor-faktor yang
Mendorong Munculnya Reformasi
A. Adanya ketidakadilan di
bidang perekonomian dan hukum selama pemerintahan orde baru selama 32 tahun
B. Krisis Politik
Pembaharuan yang dituntut
terutama ditukukan pada terbitnya lima paket undang-undang politik yang
dianggap menjadi sumber ketidakadilan yaitu :
· UU No. 1 tahun 1985 tentang
pemilihan umum
· UU No. 2 tahun 1985 tentang
susunan, kedudukan, tugas dan wewenang DPR/MPR
· UU No. 3 tahun 1985 tentang
Parpoil dan golongan karya
· UU No. 5 tahun 1985 tentang
referendum
· UU No. 8 tahun 1985 tentang
organisasi massa
C. Krisis Hukum Pelaksanaan
hukum pada masa orde baru terdapat banyak ketidakadilan terutama yang
menyangkut hukum bagi keluarga pejabat. Bahkan hkum dijadikan sebagai
pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering terjadi rkayasa
dalam proses peradilan.
D. Krisis Ekonomi
Faktor penyebab krisis ekonomi yang melanda Indonesia antara lain :
· Utang Luar Negeri Indonesia
· Penyimpangan Pasal 33 UUD
1945
· Pola pemerintahan
sentralistis
E. Krisis Kepercayaan Krisis
multidimensi yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi kepercayaan rakyat
kepada kepemimpinan Soeharto. Puncak dari ketidakpercayaan rakyat adalah
terjadinya berbagai aksi demonstrasi menentang pemerintah karena mengeluarkan
kebijakan yang melukai hati rakyat misal kenaikan BBM dan ongkos angkutan pada
4 Mei 1998. puncak aksi rakyat dan mahasiswa terjadi pada 12 Mei 1998 dimana
terjadi peristiwa penembakan terhadap Mahasiswa Trisakti oleh aparat yaitu :
· Elang Mulia Lesmana
· Heri Hertanto
· Hendriawan Lesmana
· Hafidhin Royan
Yang akhirnya mendorong
timbulnya aksi massa lebih besar pada 13 dan 14 Mei 1998 sehingga terjadi aksi
anarkis terutama ditujukan pada etnis Cina. Tuntutan mundur kepada Soeharto
semakin menguat setelah munculnya tokoh-tokoh masyarakat yang ikut menuntut
Soeharto mundur diantaranya :
1. Gus Dur
2. Amien Rais
3. Megawati
4. Sri Sultan
Hemengkubuwono X
( Yang dikenal dengan
Tokoh Deklarasi Ciganjur) pada tanggal 21 Mei 1998 kemudian menyerahkan
kekuasaan pada BJ. Habibie.
J. Beberapa Kebijakan yang
Dikeluarkan B.J Habibie untuk Mewujudkan Tujuan dari Reformasi
1. kebijakan dalam bidang
politik
Reformasi dalam bidang
politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa orde baru dengan tiga
undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang
tersebut.
· UU No. 2 Tahun 1999 tentang
partai politik
· UU No. 3 Tahin 1999 tentang
pemilihan umum
· UU No. 4 Tahun 1999 tentang
susunan dan kedudukan DPR/MPR
2. Kebijakan Dalam Bidang
Ekonomi
Untuk
memperbaiki prekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ). Selanjutnya
pemerintah mengeluarkan UU No 5 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen:
3. Kebebasan Dalam
Menyampaikan Pendapat dan Pers
Kebebasan
menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini
terlihat dari mumculnya partai-partai politik dari berbagaia golongan dan
ideology. Masyarakat dapat menyampaikan kritik secara terbuka kepada
pemerintah. Di samping kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan juga
diberikan kepada Pers. Reformasi dalam Pers dilakukan dengan cara menyederhanakan
permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan ( SIUP ).
4. Pelaksanaan Pemilu
Pada
masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang
damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48
partai politik. Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan
masalah Timor Timur . B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak
pendapat di Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30
Agustus 1999 dibawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut
menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat
itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur
mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.
Selain
dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh B.J. Habibie, perubahan
juga dilakukan dengan penyempurnaan pelaksanaan dan perbaikan
peraturan-peraturan yan tidakk demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang
dan tanggung jawab yang mengacu kepada prinsip pemisahan kekuasaan dn tata
hubungan yang jelas antara lembaga Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif.
Masa
reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain :
1. Keluarnya ketetapan MPR RI
No X / MPR/1998 Tentang Pokok-Pokok Reformasi.
2. Ketetapan No VII/MPR/ 1998
tentang pencabutan Tap MPR tentang referendum
3. Tap MPR RI No XI/MPR/1998
tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN.
4. Tap MPR RI No XIII/MPR/1998
tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden RI.
5. Amandemen UUD 1945 sudah
sampai Amandemen I,II,III,IV.
K. Sistematika Pelaksanaan UU
1945 Pada Masa Reformasi
Pada masa orde Reformasi
demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi dengan berdasarkan
kepada Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa Orde
Reformasi dilandasi semangat Reformasi, dimana paham demokrasi berdasar atas
kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu
memelihara persatuan Indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan sosila bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan demokasi Pancasila pada masa Reformasi
telah banya member ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa lainnya
termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan rakyat mengawasi dan mengontrol
pemerintah secara kritis sehingga dua kepala negara tidak dapat melaksanakan
tugasnya sampai akhir masa jabatannya selama 5 tahun karena dianggap menyimpang
dari garis Reformasi.
Ciri-ciri umum demokrasi
Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:
1. Mengutamakan musyawarah
mufakat
2. Mengutamakan kepentingan
masyarakat , bangsa dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak
pada orang lain
4. Selalu diliputi oleh
semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat
dan sesuai dengan hati yang luhur
7. Keputusan dapat
dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha Esa, berdasarkan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan
8. Penegakan kedaulatan rakyar
dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan
lembaga swadaya masyarakat
9. Pembagian secara tegas
wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam
asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki partai
11. Adanya kebebasan mendirikan
partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi manusia
Setelah diadakannya
amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan. Hasil perubahan terhadap UUD 1945
setelah di amandemen :
· Pembukaan
· Pasal-pasal: 21 bab, 73
pasal, 170 ayat, 3 pasal peraturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
L. Sistem Pemerintahan Pada
Masa Orde Reformasi
Sistem pemerintahan masa
orde reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan sebagai berikut:
1. Kebijakan pemerintah yang
memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk mengeluarkan
pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUd 1945 dapat
terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang
memungkinkan multi partai
2. Upaya untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersuh dan berwibawa serta bertanggung jawab dibuktikan
dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX / MPR / 1998 yang ditindak lanjuti
dengan UU no 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Lembaga MPR sudah berani
mengambil langkah-langkah politis melaui siding tahunan dengan menuntuk adanya
laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara , UUD 1945 di amandemen,
pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat presiden dalam
sidang istimewanya.
4. Dengan Amandemen UUD 1945
masa jabatan presiden paling banyak dua kali masa jabatan, presiden dan wakil
presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2000 dan yang
terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama pilihan langsung rakyat
adalah Soesilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi lembaga
tertinggi negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama dengan
presiden , MA , BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan
menurut UUD.
Di dalam amandemen UUD 1945
ada penegasan tentang sisten pemerintahan presidensial tetap dipertahankan dan
bahkan diperkuat. Dengan mekanisme pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejalan dengan dasar
empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya perubahan
besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada
era Orde Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer
dan PKI. Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi
dalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya
menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi
pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita
tentang Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan sosial, politik
dan ekonomi di masa itu. Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang
bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan
gendung DPR yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi lahir. Dan
pasca reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan
pada saat itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.
B. SARAN
Perjalanan kehidupan
birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Budaya
birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga
reformasi saat ini. Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih
cenderung untuk kepentingan kekuasaan. Struktur, norma, nilai, dan regulasi
birokrasi yang demikian diwarnai dengan orientasi pemenuhan kepentingan
penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya birokrasi yang korup
semakin menjadi sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi cermin
buruknya mentalitas birokrasi secara institusional maupun individu.
Sejak orde lama hingga
reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam
melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer
secara terang-terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan
finansial. Hal serupa juga masih terjadi pada masa reformasi, namun hanya di
beberapa daerah. Beberapa kasus dalam Pilkada yang sempat terekam oleh media
menjadi salah satu bukti nyata masih adanya penggunaan birokrasi untuk suksesi.
Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan” birokrasi bisa saja dilakukan dengan
catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas itikad baik untuk merealisasikan
program-program yang telah ditetapkan pemerintah. Namun sayangnya, penaklukan
ini hanya dipahami para pelaku politik adalah untuk memenuhi ambisi dalam
memupuk kekuasaan.
Mungkin dalam hal ini, kita
sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam mewujudkan
Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya , harga diri bangsa Indonesia adalah
mencintai dan menjaga aset Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu
kelak. Dalam proses pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi
kesejahteraan masyarakat umumnya.
Tidak ada komentar untuk "KRONOLOGI JATUHNYA REZIM ORDE BARU"
Posting Komentar